09 Desember 2010

08 Desember 2010

PUISI BUAT ANAKKU

06 Januari 2009

Anakku ........ engkaulah buah hatiku.
Kasih sayangku padamu tak terkikis oleh waktu.
Ku selalu memandang wajahmu yang damai ....
Ketika engkau sedang tidur.
Aku tersenyum melihat senyummu, engkau pasti bermimpi indah.
Anakku ........
Aku selalu merasa bahagia mendengar ceria candamu,
Aku sering merasa cemas mendengar langkahmu berlari, takut engkau terjatuh.
Jantungku berdegup mendengar isak tangismu.
Aku tak ingin kau bersedih, aku tak ingin engkau dilanda nestapa.
Anakku ........
Kini engkau telah dewasa, dan aku mulai tua dan pikun.
Tak banyak yang aku pinta.

Tetaplah sabar dan cobalah mengerti tentang diriku.
Kalau aku tidak mau makan tepat pada waktunya jangan marah padaku
Kenang saja ketika aku menyuapi dirimu dengan kesabaran
Kalau aku merenggek meminta sesuatu darimu .... bersabarlah, saat itu aku meminta, biasanya bukan untukku tetapi untuk cucuku yang juga tak lain anakmu
kenang saja ketika aku selalu berusaha memenuhi rengekkanmu ketika engkau meminta keperluan sekolah; sepatu yang sudah kesempitan dan bolong, tas sekolah dan seragam yang sudah lusuh sampai spp yang menunggak sekian bulan sehingga engkau dipulangkan dari sekolah.
Jika aku mengatakan hal yang sama ribuan kali kepadamu .... bersabarlah,
kenang saja ketika aku mengajari kebaikan yang sama ribuan kali sampai engkau bosan.
Kalau aku tidak mau mandi, jangan salahkan atau marahi diriku,
kenang saja ketika aku membujukmu dengan seribu alasan agar engkau mau pergi mandi.
Kalau bicaraku melantur, janganlah gugup .... yang terpenting bukanlah omonganku,
tapi aku tetap bersamamu, yang mendengarkan kata-kataku.
Bila kakiku sudah berat untuk melangkah, jangan paksa aku berjalan,
ulurkan saja kedua tanganmu,
seperti aku lakukan ketika membimbingmu pada langkah pertamamu.
Suatu hari nanti kau akan tahu, di samping kesalahan-kesalahanku .....
aku ingin melakukan yang terbaik untukmu ... untuk jalan hidupmu.
Kau tak harus merasa sedih, marah atau tak berdaya melihat aku di sampingmu.
Cobalah untuk mengerti dan bantulah diriku,
seperti yang aku lakukan padamu ketika engkau memulai hidup ini.
Bila di suatu masa nanti aku berkata aku tak ingin hidup lebih lama lagi,
janganlah bersedih, cobalah faham ..........................
usia bagiku bukanlah hidup tapi hanyalah bertahan hidup, tolonglah aku pada akhir hayatku.
Aku akan memberimu do’a, senyum dan cinta tak terhingga,
yang selalu kumiliki hanya untukmu.
Selamat tidur anakku, semoga Tuhan tetap bersamamu.

Banjarbaru, 31 Desember 2008.
Buat Anakku Fhadilla dan Aditya (suatu saat kelak) , kakak-kakak dan adikku

Beda kita dan Rasulullah

19 Januari 2009

Ternyata SIFAT KITA dg SIFAT RASULULLAH BEDA SEDIKIT Banget

Rasulullah sedikit TIDUR,
Kita Sedikit-sedikit TIDUR

Rasulullah sedikit MAKAN,
Kita Sedikit-sedikit MAKAN

Rasulullah sedikit MARAH,
Kita sedikit-sedikit MARAH

Rasulullah panjang AMAL,
Kita Panjang ANGAN

Rasulullah nggak CINTA DUNIA,
Kita nggak pernah nggak CINTA DUNIA

Rasulullah CINTA KITA,
Kita? Cintakah kepada Rasulullah?

Moga Menginspirasi menjadi...

DOA BUAT KELUARGA (HARI INI & NANTI)

11 Februari 2009

Doa yang kupanjatkan ketika aku masih remaja:
"Ya Allah beri aku calon istri yang baik, yang sholeh. Beri aku istri yang dapat kujadikan ibu dalam keluargaku."
Doa yang kupanjatkan ketika selesai menikah:
"Ya Allah beri aku anak yang sholeh dan sholehah, agar mereka dapat mendoakanku ketika nanti aku mati dan menjadi salah satu amalanku yang tidak pernah putus."
Doa yang kupanjatkan ketika anak-anakku lahir:
"Ya Allah beri aku kesempatan menyekolahkan mereka di sekolah yang baik, beri aku rizki untuk itu ya Allah...."
Doa yang kupanjatkan ketika anak2ku sudah mulai sekolah:
"Ya Allah..... jadikan dia murid yang baik sehingga dia dapat bermoral Islami, agar dia bisa khatam Al Quran pada usia muda..
Ya Allah saya tidak berharap dia menjadi pintar jadikan dia anak yang cerdas, sehingga dapat menghalau segala rintangan hidupnya…”
Doa yang kupanjatkan ketika anak2ku sudah beranjak remaja:
"Ya Allah jadikan anakku bukan pengikut arus modernisasi yg mengkhawatirkanku.
Ya Allah aku tidak ingin ia mengumbar auratnya, karena dia ibarat buah yang sedang ranum."
Doa yang kupanjatkan ketika anak2ku menjadi dewasa:
Ya Allah mudahkan anak-anak kami dalam mencari nafkah yang halal dapat mencukupi keluarga dan orang tuanya. Ya Allah entengkan jodohnya, berilah jodoh yang sholeha pada mereka,yang bibit, bebet, bobotnya baik dan sesuai setara dengan keluarga kami."
Doa yang kupanjatkan ketika anakku menikah:
"Ya Allah jangan kau putuskan tali hubungan orang tua dan anak-anank , aku takut kehilangan perhatiannya dan takut kehilangan dia karena dia mencurahkan kasih sayangnya terhadap keluarganya."
Doa yang kupanjatkan ketika anakku akan melahirkan:
"Ya Allah mudah-mudahan cucuku lahir sehat dengan selamat. "
*Ketika kupanjatkan doa-doa itu, aku membayangkan Allah tersenyum dan berkata... Engkau ingin istri yang baik dan soleha sudahkah engkau sendiri soleh dan baik ? , Engkau ingin makmum yang baik apakah engkau sendiri sudah menjadi imam yang baik ? " "Engkau ingin anak yang sholeh, sudahkah itu ada padamu dan pada istrimu. Jangan egois begitu...... .. masak engkau ingin anak yang sholeh hanya karena engkau ingin mereka mendoakanmu.. ...tentu mereka menjadi sholeh Utama karena-Ku, karena aturan yang mereka ikuti haruslah aturan-Ku." "Engkau ingin menyekolahkan anakmu lebih Islami, karena apa?...... prestige? ........ atau....mode? ..... atau engkau tidak mau direpotkan dengan mendidik Islam padanya? engkau juga harus belajar, engkau juga harus bermoral Islami, engkau juga harus membaca Al Quran dan berusaha mengkhatamkannya. " "Bagaimana engkau dapat menahan anakmu tidak menebarkan pesonanya dengan mengumbar aurat, kalau engkau sebagai orang tua jengah untuk menutup aurat? Sementara engkau tahu Aku wajibkan itu untuk keselamatan dan kehormatan umat-Ku." "Engkau bicara bibit, bebet, bobot untuk calon menantumu, seolah engkau tidak percaya ayat 3 & 26 surat An Nuur dalam Al Quran-Ku. Percayalah kalau anakmu adalah anak yang soleh sholihah maka yang sepadanlah yang dia akan dapatkan." "Engkau berdua hanya membuahi, mengandung, melahirkan dan menyusui anakmu. Aku yang memiliki dia saja, Aku bebaskan dia dengan kehendaknya. Aku tetap mencintainya, meskipun dia berpaling dari-Ku, bahkan ketika dia melupakan-Ku. Aku tetap mencintainya. .. " "Anakmu adalah amanahmu, cucumu adalah amanah dari anakmu, berilah kebebasan untuk melepaskan busur anak panahnya sendiri yang menjadi amanahnya."*

Lantas...... aku malu...... dengan imajinasi do'a-ku sendiri....

Aku malu akan tuntutanku kepada-NYA... .....
Maafkan aku ya Allah......



Terinspirasi dari tulisan: Ratih Sanggarwati

Ibu yang Kaya tapi Miskin

10 Juni 2009

Berikut ini sebuah kisah tentang ibu yang kaya materi dan pretasi, tetapi miskin kasih sayang dan perhatian untuk anaknya. Kisah ini saya dapat dari seorang teman via e-mail. Semoga bisa mengingatkan kita.

Saya seorang ibu dengan 2 orang anak, mantan direktur sebuah Perusahaan multinasional. Mungkin Anda termasuk orang yang menganggap saya orang yang berhasil dalam karir namun sungguh jika seandainya saya boleh memilih maka saya akan berkata kalau lebih baik saya tidak seperti sekarang dan menganggap apa yang saya raih sungguh sia-sia.

Semuanya berawal ketika putri saya satu-satunya yang berusia 19 tahun baru saja meninggal karena overdosis narkotika. Sungguh hidup saya hancur berantakan karenanya, suami saya saat ini masih terbaring di rumah sakit karena terkena stroke dan mengalami kelumpuhan karena memikirkan musibah ini.

Putra saya satu-satunya juga sempat mengalami depresi berat dan sekarang masih dalam perawatan intensif sebuah klinik kejiwaan, dia juga merasa sangat terpukul dengan kepergian adiknya. Sungguh apa lagi yang bisa saya harapkan.

Kepergian Maya dikarenakan dia begitu guncang dengan kepergian Bik Inah pembantu kami..
Hingga dia terjerumus dalam pemakaian Narkoba. Mungkin terdengar aneh kepergian seorang pembantu bisa membawa dampak
Begitu hebat pada putri kami.

Harus saya akui bahwa bik Inah sudah seperti keluarga bagi kami, dia telah
ikut bersama kami sejak 20 tahun yang lalu dan ketika Doni berumur 2 tahun.
Bahkan bagi Maya dan Doni, bik Inah sudah seperti ibu kandungnya sendiri.

Ini semua saya ketahui dari buku harian Maya yang saya baca setelah dia meninggal..
Maya begitu cemas dengan sakitnya bik Inah, berlembar-lembar buku hariannya berisi hal ini.
Dan ketika saya sakit (saya pernah sakit karena kelelahan dan diopname di rumah sakit selama 3 minggu) Maya hanya menulis singkat sebuah kalimat di buku hariannya "Hari ini Mama sakit di Rumah sakit" , hanya itu saja.

Sungguh hal ini menjadikan saya semakin terpukul. Tapi saya akui ini semua karena kesalahan saya. Begitu sedikitnya waktu saya untuk Doni, Maya dan Suami saya. Waktu saya habis di kantor, otak saya lebih banyak berpikir tentang keadaan perusahaan dari pada keadaan mereka.

Berangkat jam 07:00 dan pulang di rumah 12 jam kemudian, bahkan mungkin lebih.
Ketika sudah sampai rumah rasanya sudah begitu capai untuk memikirkan urusan mereka.
Memang setiap hari libur kami gunakan untuk acara keluarga, namun sepertinya itu hanya seremonial dan rutinitas saja, ketika hari Senin tiba saya dan suami sudah seperti "robot" yang terprogram untuk urusan kantor.

Sebenarnya ibu saya sudah berkali-kali mengingatkan saya untuk berhenti bekerja sejak Doni masuk SMA namun selalu saya tolak, saya anggap ibu terlalu kuno cara berpikirnya. Memang Ibu saya memutuskan berhenti bekerja dan memilih membesarkan kami 6 orang anaknya.

Padahal sebagai seorang sarjana ekonomi karir ibu waktu itu katanya sangat baik.
Dan ayahpun ketika itu juga biasa-biasa saja dari segi karir dan penghasilan.
Meski jujur saya pernah berpikir untuk memutuskan berhenti bekerja dan mau mengurus Doni dan Maya, namun selalu saja perasaan bagaimana kebutuhan hidup bisa terpenuhi kalau berhenti bekerja, dan lalu apa gunanya saya sekolah tinggi-tinggi? .

Meski sebenarnya suami saya juga seorang yang cukup mapan dalam karirnya dan penghasilan.Dan biasanya setelah ada nasehat ibu saya menjadi lebih perhatian pada Doni dan Maya namun tidak lebih dari dua minggu semuanya kembali seperti asal urusan kantor dan karir fokus saya.

Dan kembali saya menganggap saya masih bisa membagi waktu untuk mereka, toh teman yang lain di kantor juga bisa dan ungkapan "kualitas pertemuan dengan anak lebih penting dari kuantitas" selalu menjadi patokan saya.

Sampai akhirnya semua terjadi dan diluar kendali saya dan berjalan begitu cepat sebelum saya sempat tersadar. Maya berubah dari anak yang begitu manis menjadi pemakai Narkoba.
Dan saya tidak mengetahuinya! !! Sebuah sindiran dan protes Maya saat ini selalu terngiang di telinga.

Waktu itu Bik Inah pernah memohon untuk berhenti bekerja dan memutuskan kembali ke desa untuk membesarkan Bagas, putera satu-satunya, setelah dia ditinggal mati suaminya .. Namun karena Maya dan Doni keberatan maka akhirnya kami putuskan agar Bagas dibawa tinggal bersama kami.

Pengorbanan Bik Inah buat Bagas ini sangat dibanggakan Maya. Namun sindiran Maya tidak begitu saya perhatikan. Akhirnya semua terjadi, setelah tiba-tiba jatuh sakit kurang lebih dua minggu, Bik Inah meninggal dunia di Rumah Sakit.

Dari buku harian Maya saya juga baru tahu kenapa Doni malah pergi dari rumah ketika Bik Inah di Rumah Sakit.

Memang Doni pernah memohon pada ayahnya agar Bik Inah dibawa ke Singapore untuk berobat setelah dokter di sini mengatakan bahwa bik Inah sudah masuk stadium 4 kankernya.

Dan usul Doni kami tolak hingga dia begitu marah pada kami. Dari sini saya kini tahu betapa berartinya Bik Inah buat mereka, sudah seperti ibu kandungnya! menggantikan tempat saya yang seolah hanya bertugas melahirkan mereka saja ke dunia.

Tragis !

Dan sebuah foto "keluarga" di dinding kamar Maya sering saya amati Kalau lagi kangen dengannya. Beberapa bulan yang lalu kami sekeluarga ke desa Bik Inah. Atas desakan Maya kami sekeluarga menghadiri acara pengangkatan Bagas sebagai kepala sekolah madrasah setelah dia selesai kuliah dan belajar di pesantren.

Dan Doni pun begitu bersemangat untuk hadir di acara itu padahal dia paling susah untuk diajak ke acara serupa di kantor saya atau ayahnya. Dan difoto "keluarga" itu tampak Bik Inah, Bagas, Doni dan Maya tersenyum bersama. Tak pernah kami lihat Maya begitu senang seperti saat itu dan seingat saya itulah foto terakhirnya.

Setelah bik Inah meninggal Maya begitu terguncang dan shock, kami sempat merisaukannya dan membawanya ke psikolog ternama di Jakarta . Namun sebatas itu yang kami lakukan setelah itu saya kembali berkutat dengan urusan kantor.


Dan di halaman buku harian Maya penyesalan dan air mata tercurah.
Maya menulis :
"Ya Tuhan kenapa Bik Inah meninggalkan Maya, terus siapa yang bangunin Maya, siapa yang nyiapin sarapan Maya, siapa yang nyambut Maya kalau pulang sekolah, Siapa yang ngingetin Maya buat berdoa, siapa yang Maya cerita kalau lagi kesel di sekolah, siapa yang nemenin Maya kalo nggak bisa tidur....... ...Ya Tuhan, Maya kangen banget sama bik Inah" bukankah itu seharusnya tugas saya sebagai ibunya, bukan Bik Inah ?

Sungguh hancur hati saya membaca itu semua, namun semuanya sudah terlambat tidak mungkin bisa kembali, seandainya semua bisa berputar kebelakang saya rela berkorban apa saja untuk itu. Kadang saya merenung sepertinya ini hanya cerita sinetron di TV dan saya pemeran utamanya. Namun saya tersadar ini real dan kenyataan yang terjadi.

Sungguh saya menulis ini bukan berniat untuk menggurui siapapun tapi sekedar pengurang sesal saya semoga ada yang bisa mengambil pelajaran darinya. Biarkan saya yang merasakan musibah ini karena sungguh tiada terbayang beratnya.

Semoga siapapun yang membaca tulisan ini bisa menentukan "prioritas hidup dan tidak salah dalam memilihnya". Biarkan saya seorang yang mengalaminya.

Saat ini saya sedang mengikuti program konseling/therapy untuk menentramkan hati saya. Berkat dorongan seorang teman saya beranikan tulis ini semua.

Saya tidak ingin tulisan ini sebagai tempat penebus kesalahan saya, karena itu tidak mungkin! Dan bukan pula untuk memaksa anda mempercayainya, tapi inilah faktanya.

Hanya semoga ada yang memetik manfaatnya.

Dan saya berjanji untuk mengabdikan sisa umur saya untuk suami dan Doni. Dan semoga Tuhan mengampuni saya yang telah menyia-nyiakan amanahNya pada saya.
Dan disetiap berdoa saya selalu memohon "Ya Tuhan seandainya Engkau akan menghukum Maya karena kesalahannya, sungguh tangguhkanlah Ya Tuhan, biar saya yang menggantikan tempatnya kelak, biarkan buah hatiku tentram di sisiMu".

Semoga Tuhan mengabulkan doa saya.

Salam Nira.

Dari Multiply.com

Jawaban Sederhana Penuh Makna

Di suatu senja sepulang kantor, saya masih berkesempatan untuk ngurus tanaman di depan rumah, sambil memperhatikan anak-anak yang sedang belajar menggambar peta, juga mewarnai. Hujan rintik - rintik selalu menyertai di setiap sore di musim hujan ini. Di kala tangan sedikit berlumuran tanah kotor,...terdengar suara tek...tekk.. .tek...suara tukang bakso dorong lewat.

Sambil menyeka keringat..., ku hentikan tukang bakso itu dan memesan beberapa mangkok bakso setelah menanyakan anak - anak, siapa yang mau bakso ?
"Mauuuuuuuuu. ..", secara serempak dan kompak anak - anak menjawab.

Selesai makan bakso, lalu saya membayarnya. ...
Ada satu hal yang menggelitik fikiranku selama ini ketika saya membayarnya, si tukang bakso memisahkan uang yang diterimanya. Yang satu disimpan dilaci, yang satu ke dompet, yang lainnya ke kaleng bekas kue semacam kencleng. Lalu aku bertanya atas rasa penasaranku selama ini. "Man (kependekan dari Paman panggilan untuk tukang) kalo boleh tahu, kenapa uang - uang itu paman pisahkan ? Barangkali ada tujuan ?"

"Iya pak, Paman sudah memisahkan uang ini selama jadi tukang bakso yang sudah berlangsung hampir 17 tahun. Tujuannya sederhana saja, Paman hanya ingin memisahkan mana yang menjadi hak Paman, mana yang menjadi hak Orang lain / tempat ibadah, dan mana yang menjadi hak cita - cita penyempurnaan iman ".

"Maksudnya.. .?", saya melanjutkan bertanya.

"Iya Pak, kan agama dan Tuhan menganjurkan kita agar bisa berbagi dengan sesama. Emang membagi 3, dengan pembagian sebagai berikut :
1. Uang yang masuk ke dompet, artinya untuk memenuhi keperluan hidup sehari - hari paman dan keluarga.
2. Uang yang masuk ke laci, artinya untuk infaq/sedekah, atau untuk melaksanakan ibadah Qurban. Dan alhamdulillah selama 17 tahun menjadi tukang bakso, paman selalu ikut qurban seekor kambing, meskipun kambingnya yang ukuran sedang saja.
3. Uang yang masuk ke kencleng, karena paman ingin menyempurnakan agama yang paman pegang yaitu Islam. Islam mewajibkan kepada umatnya yang mampu,untuk melaksanakan ibadah haji. Ibadah haji ini tentu butuh biaya yang besar.
Maka Paman berdiskusi dengan istri dan istri menyetujui bahwa di setiap penghasilan harian hasil jualan bakso ini, Paman harus menyisihkan sebagian penghasilan sebagai tabungan haji. Dan insya Allah selama 17 tahun menabung, sekitar 2 tahun lagi Paman dan istri akan melaksanakan ibadah haji.

Hatiku sangat...sangat tersentuh mendengar jawaban itu. Sungguh sebuah jawaban sederhana yang sangat mulia. Bahkan mungkin kita yang memiliki nasib sedikit lebih baik dari si Paman tukang bakso tersebut, belum tentu memiliki fikiran dan rencana indah dalam hidup seperti itu. Dan seringkali berlindung di balik tidak mampu atau belum ada rejeki. Terus saya melanjutkan sedikit pertanyaan, sebagai berikut :
"Iya memang bagus...,tapi kan ibadah haji itu hanya diwajibkan bagi yang mampu, termasuk memiliki kemampuan dalam biaya....".

Iya menjawab, " Itulah sebabnya Pak. Paman justru malu kalau bicara soal mampu atau tidak mampu ini. Karena definisi mampu bukan hak pak RT atau pak RW, bukan hak pak Camat ataupun MUI. Definisi "mampu" adalah sebuah definisi dimana kita diberi kebebasan untuk mendefinisikannya sendiri.
Kalau kita mendefinisikan diri sendiri sebagai orang tidak mampu, maka mungkin selamanya kita akan menjadi manusia tidak mampu. Sebaliknya kalau kita definisikan diri sendiri, "mampu", maka insya Allah dengan segala kekuasaan dan kewenangannya Allah akan memberi kemampuan pada kita".

"Masya Allah..., sebuah jawaban elegan dari seorang tukang bakso".

Sahabat....
Cerita ini sangat sederhana. Semoga memberi hikmah terbaik bagi kehidupan kita. Amin


Cerita Oleh : Dede Farhan Aulawi
Mudahan Saya sekeluaga pun menjadi orang yang "mampu" seperti paman bakso tersebut

"Arti Sebuah Tanggung Jawab"

11 Juni 2009

Suatu hari saya datang ke kantor shiyakusho (city hall) Kyoto untuk mengurus dokumen kependudukan. Dokumen tersebut diperlukan sebagai syarat administrasi sewa rumah di daerah Rokujizo.

Saya sangat terkesan saat berhadapan dengan petugas shiyakusho, yang notabene adalah pegawai pemerintah (PNS). Ketika itu, saya minta sertifikat kependudukan lima lembar untuk lima anggota keluarga saya, dia bilang "kenapa musti lima lembar? Ini kan bisa dijadikan satu saja".

Meski sebenarnya saya sudah diwanti-wanti oleh petugas kantor perumahan agar bawa lima lembar, namun akhirnya saya menuruti usul petugas shiyakusho tadi, karena itu lebih efisien, bayarnya hanya selembar saja yaitu 350 yen (Rp 40.000/lembar) , jauh lebih murah dibanding harus bayar untuk lima lembar sertifikat.

Sekembalinya ke kantor perumahan, ternyata mereka tidak mau menerima dokumen yang saya bawa, karena dokumennya tidak sesuai dengan yang mereka perlukan. Kemudian petugas perumahan tersebut meminta saya kembali lagi ke kantor shiyakusho.

Sesampainya di shiyakusho, petugasnya langsung menelpon kantor perumahan. Dalam pembicaraan yang sempat saya dengar, orang shiyakusho tersebut mendebat orang perumahan mengenai persyaratan yang memberatkan warganya. Dia bilang, "kalau bisa dijadikan satu kenapa harus lima?" Menariknya lagi, orang shiyakusho bilang bahwa dengan lima lembar, akan memboroskan uang konsumen.

Diakhir pembicaraan, akhirnya orang shiyakusho menang. Keputusannya adalah cukup satu lembar sertifikat saja dengan sedikit revisi. Setelah dicetak, petugas shiyakusho memberikan dokumen revisi tersebut tanpa harus bayar lagi. Saya bersyukur karena biaya yang dikeluarkan jadi berkurang.

Ada yang membuat kagum, ketika pamit dari kantor shiyakusho, petugasnya meminta maaf sambil membungkuk beberapa kali karena telah membuat saya dua kali datang ke kantor tesebut.

Sampai disitu saya tertegun. Ini pegawai shiyakusho sangat "luar biasa". Dia bisa saja menuruti kemauan dari orang perumahan dengan mencetak sertifikat lima lembar. Urusannya akan jadi cepat beres, tidak perlu menelpon, tidak perlu berdebat dan pemasukan buat kantor shiyakusho akan lebih banyak.

Itulah yang ada dibenak saya seandainya saya ada di posisi dia. Tapi di luar dugaan, ternyata dia tidak begitu, dia lebih memilih untuk membela kepentingan warganya sampai berhasil. Bagi dia, tanggung jawab sebagai pamong yaitu "pelayan masyarakat" harus dikedepankan dan ditunjukkan pada saat seperti itu.

Pembaca yang budiman,

Sulit rasanya menemukan orang yang seperti petugas shiyakusho tadi, di negeri kita yang tercinta. Sering kita jumpai, hal-hal yang harusnya gampang malah dipersulit, sehingga urusan tersebut menjadi panjang dan memakan biaya. Padahal rosululloh telah bersabda "permudahlah urusan orang jangan dipersulit!"

Hari itu saya mendapatkan pelajaran "arti sebuah tanggung jawab" dan bagaimana menjadi seorang pelayan masyarakat yang baik. Semoga kita bisa menjadi orang yang bertanggung jawab dalam menjalankan tugas/amanah. Selebihnya, mudah-mudahan kita bisa membantu dan mempermudah urusan orang lain.
Amien.

Mohon maaf kalau tidak berkenan.

Kiriman dari : El by Lisman Suryanegara

KEPERAWANAN

19 Juni 2009

Kiriman teman..
Siapa tau ada member milis yang tertarik membeli..


Wanita itu berjalan agak ragu memasuki hotel berbintang lima . Sang petugas satpam yang berdiri di samping pintu hotel menangkap kecurigaan pada wanita itu. Tapi dia hanya memandang saja dengan awas ke arah langkah wanita itu yang kemudian mengambil tempat duduk dilounge yang agak di pojok.

Petugas satpam itu memperhatikan sekian lama, ada sesuatu yang harus dicurigainya terhadap wanita itu. Karena dua kali waiter mendatanginya tapi, wanita itu hanya menggelengkan kepala. Mejanya masih kosong. Tak ada yang dipesan. Lantas untuk apa wanita itu duduk seorang diri. Adakah seseorang yang sedang ditunggunya.

Petugas satpam itu mulai berpikir bahwa wanita itu bukanlah tipe wanita nakal yang biasa mencari mangsa di hotel ini. Usianya nampak belum terlalu dewasa. Tapi tak bisa dibilang anak-anak. Sekitar usia remaja yang tengah beranjak dewasa.

Setelah sekian lama, akhirnya memaksa petugas satpam itu untuk mendekati meja wanita itu dan bertanya: " Maaf, nona … Apakah anda sedang menunggu seseorang? " Tidak! " Jawab wanita itu sambil mengalihkan wajahnya ke tempat lain.

" Lantas untuk apa anda duduk disini?
" Apakah tidak boleh? " Wanita itu mulai memandang ke arah sang petugas satpam.

" Maaf, Nona. Ini tempat berkelas dan hanya diperuntukan bagi orang yang ingin menikmati layanan kami." " Maksud, bapak?

" Anda harus memesan sesuatu untuk bisa duduk disini "
" Nanti saya akan pesan setelah saya ada uang.
Tapi sekarang, izinkanlah saya duduk disini untuk sesuatu yang akan saya jual " Kata wanita itu dengan suara lambat.

" Jual? Apakah anda menjual sesuatu disini? "

Petugas satpam itu memperhatikan wanita itu. Tak nampak ada barang yang akan dijual. Mungkin wanita ini adalah pramuniaga yang hanya membawa brosur.

" Ok, lah. Apapun yang akan anda jual, ini bukanlah tempat untuk berjualan. Mohon mengerti. ". " Saya ingin menjual diri saya, " Kata wanita itu dengan tegas sambil
menatap dalam dalam kearah petugas satpam itu.

Petugas satpam itu terkesima sambil melihat ke kiri dan ke kanan. " Mari ikut saya, " Kata petugas satpam itu memberikan isyarat dengan tangannya.

Wanita itu menangkap sesuatu tindakan kooperativ karena ada secuil senyum diwajah petugas satpam itu. Tanpa ragu wanita itu melangkah mengikuti petugas satpam itu.

Di koridor hotel itu terdapat korsi yang hanya untuk satu orang. Di sebelahnya ada telepon antar ruangan yang tersedia khusus bagi pengunjung yang ingin menghubungi penghuni kamar di hotel ini. Di tempat inilah deal berlangsung.

" Apakah anda serius? "
" Saya serius " Jawab wanita itu tegas.
" Berapa tarif yang anda minta? "
" Setinggi tingginya..' '

" Mengapa? Petugas satpam itu terkejut sambil menatap wanita itu.
" Saya masih perawan "

" Perawan? " Sekarang petugas satpam itu benar benar terperanjat. Tapi wajahnya berseri. Peluang emas untuk mendapatkan rezeki berlebih hari ini.. Pikirnya

" Bagaimana saya tahu anda masih perawan?"
" Gampang sekali. Semua pria dewasa tahu membedakan mana perawan dan mana bukan. Ya kan …"

" Kalau tidak terbukti?
" Tidak usah bayar …"

" Baiklah …" Petugas satpam itu menghela napas. Kemudian melirik ke kiri dan ke kanan.
" Saya akan membantu mendapatkan pria kaya yang ingin membeli keperawanan anda. "
" Cobalah. "

" Berapa tarif yang diminta? "
" Setinggi tingginya. "
" Berapa? "
" Setinggi tingginya. Saya tidak tahu berapa? "

" Baiklah. Saya akan tawarkan kepada tamu hotel ini. Tunggu sebentar ya. "

Petugas satpam itu berlalu dari hadapan wanita itu.

Tak berapa lama kemudian, petugas satpam itu datang lagi dengan wajah cerah.

" Saya sudah dapatkan seorang penawar. Dia minta Rp. 5 juta. Bagaimana? ". " Tidak adakah yang lebih tinggi? "
" Ini termasuk yang tertinggi, " Petugas satpam itu mencoba meyakinkan.
" Saya ingin yang lebih tinggi…"
" Baiklah. Tunggu disini …" Petugas satpam itu berlalu..

Tak berapa lama petugas satpam itu datang lagi dengan wajah lebih berseri.

" Saya dapatkan harga yang lebih tinggi. Rp. 6 juta rupiah. Bagaimana? "

" Tidak adakah yang lebih tinggi? "

" Nona, ini harga sangat pantas untuk anda. Cobalah bayangkan, bila anda diperkosa oleh pria, anda tidak akan mendapatkan apa apa. Atau andai perawan anda diambil oleh pacar anda, andapun tidak akan mendapatkan apa apa, kecuali janji. Dengan uang Rp. 6 juta anda akan menikmati layanan hotel berbintang untuk semalam dan keesokan paginya
anda bisa melupakan semuanya dengan membawa uang banyak. Dan lagi, anda juga telah berbuat baik terhadap saya. Karena saya akan mendapatkan komisi dari transaksi ini dari tamu hotel. Adilkan. Kita sama sama butuh … "

" Saya ingin tawaran tertinggi … " Jawab wanita itu, tanpa peduli dengan celoteh petugas satpam itu.

Petugas satpam itu terdiam. Namun tidak kehilangan semangat.

" Baiklah, saya akan carikan tamu lainnya. Tapi sebaiknya anda ikut saya.
Tolong kancing baju anda disingkapkan sedikit. Agar ada sesuatu yang memancing mata orang untuk membeli. " Kata petugas satpam itu dengan agak kesal.

Wanita itu tak peduli dengan saran petugas satpam itu tapi tetap mengikuti langkah petugas satpam itu memasuki lift.

Pintu kamar hotel itu terbuka. Dari dalam nampak pria bermata sipit agak berumur tersenyum menatap mereka berdua.

" Ini yang saya maksud, tuan. Apakah tuan berminat? " Kata petugas satpam itu dengan sopan.

Pria bermata sipit itu menatap dengan seksama kesekujur tubuh wanita itu …

" Berapa? " Tanya pria itu kepada Wanita itu.
" Setinggi tingginya " Jawab wanita itu dengan tegas.
" Berapa harga tertinggi yang sudah ditawar orang? " Kata pria itu
kepada sang petugas satpam.
" Rp. 6 juta, tuan "
" Kalau begitu saya berani dengan harga Rp. 7 juta untuk semalam. "

Wanita itu terdiam.

Petugas satpam itu memandang ke arah wanita itu dan berharap ada jawaban bagus dari wanita itu.

" Bagaimana? " tanya pria itu.
"Saya ingin lebih tinggi lagi …" Kata wanita itu.

Petugas satpam itu tersenyum kecut.

" Bawa pergi wanita ini. " Kata pria itu kepada petugas satpam sambil menutup pintu kamar dengan keras.

" Nona, anda telah membuat saya kesal. Apakah anda benar benar ingin menjual? "
" Tentu! "
" Kalau begitu mengapa anda menolak harga tertinggi itu … "
" Saya minta yang lebih tinggi lagi …"

Petugas satpam itu menghela napas panjang. Seakan menahan emosi. Dia pun tak ingin kesempatan ini hilang. Dicobanya untuk tetap membuat wanita itu merasa nyaman bersamanya..

" Kalau begitu, kamu tunggu ditempat tadi saja, ya. Saya akan mencoba mencari penawar yang lainnya. "

Di lobi hotel, petugas satpam itu berusaha memandang satu per satu pria yang ada. Berusaha mencari langganan yang biasa memesan wanita melaluinya. Sudah sekian lama, tak ada yang nampak dikenalnya. Namun,tak begitu jauh dari hadapannya ada seorang pria yang sedang berbicara lewat telepon genggamnya.

" Bukankah kemarin saya sudah kasih kamu uang 25 juta Rupiah. Apakah itu tidak cukup? Terdengar suara pria itu berbicara. Wajah pria itu nampak masam seketika
" Datanglah kemari. Saya tunggu. Saya kangen kamu.
Kan sudah seminggu lebih kita engga ketemu, ya sayang?! "

Kini petugas satpam itu tahu, bahwa pria itu sedang berbicara dengan wanita.
Kemudian, dilihatnya, pria itu menutup teleponnya. Ada kekesalan diwajah pria itu.

Dengan tenang, petugas satpam itu berkata kepada Pria itu: " Pak, apakah anda butuh wanita … ??? "

Pria itu menatap sekilas kearah petugas satpam dan kemudian memalingkan wajahnya.

" Ada wanita yang duduk disana, " Petugas satpam itu menujuk kearah wanita tadi.

Petugas satpam itu tak kehilangan akal untuk memanfaatkan peluang ini.
" Dia masih perawan.."

Pria itu mendekati petugas satpam itu. Wajah mereka hanya berjarak setengah meter. " Benarkah itu? ". " Benar, pak. "
" Kalau begitu kenalkan saya dengan wanita itu … "
" Dengan senang hati. Tapi, pak …Wanita itu minta harga setinggi tingginya."
" Saya tidak peduli … " Pria itu menjawab dengan tegas.

Pria itu menyalami hangat wanita itu.
" Bapak ini siap membayar berapapun yang kamu minta. Nah, sekarang
seriuslah …" Kata petugas satpam itu dengan nada kesal.

" Mari kita bicara dikamar saja." Kata pria itu sambil menyisipkan uang kepada petugas satpam itu.

Wanita itu mengikuti pria itu menuju kamarnya.

Di dalam kamar …

" Beritahu berapa harga yang kamu minta? "
" Seharga untuk kesembuhan ibu saya dari penyakit "
" Maksud kamu? "
" Saya ingin menjual satu satunya harta dan kehormatan saya untuk
kesembuhan ibu saya. Itulah cara saya berterimakasih …. "
" Hanya itu …"
" Ya …! "

Pria itu memperhatikan wajah wanita itu. Nampak terlalu muda untuk menjual kehormatannya. Wanita ini tidak menjual cintanya. Tidak pula menjual penderitaannya. Tidak! Dia hanya ingin tampil sebagai petarung gagah berani ditengah kehidupan sosial yang tak lagi gratis. Pria ini sadar, bahwa dihadapannya ada sesuatu kehormatan yang tak ternilai.
Melebihi dari kehormatan sebuah perawan bagi wanita. Yaitu keteguhan untuk sebuah pengorbanan tanpa ada rasa sesal. Wanta ini tidak melawan gelombang laut melainkan ikut kemana gelombang membawa dia pergi. Ada kepasrahan diatas keyakinan tak tertandingi. Bahwa kehormatan akan selalu bernilai dan dibeli oleh orang terhormat pula dengan cara-cara terhormat.

" Siapa nama kamu? "
" Itu tidak penting. Sebutkanlah harga yang bisa bapak bayar … " Kata wanita itu
" Saya tak bisa menyebutkan harganya. Karena kamu bukanlah sesuatu yang pantas ditawar. "
"Kalau begitu, tidak ada kesepakatan! "

" Ada ! Kata pria itu seketika.

" Sebutkan! "

" Saya membayar keberanianmu. Itulah yang dapat saya beli dari kamu. Terimalah uang ini. Jumlahnya lebih dari cukup untuk membawa ibumu kerumah sakit.
Dan sekarang pulanglah … " Kata pria itu sambil menyerahkan uang dari
dalam tas kerjanya.

" Saya tidak mengerti …"

" Selama ini saya selalu memanjakan istri simpanan saya. Dia menikmati semua pemberian saya tapi dia tak pernah berterimakasih.Selalu memeras. Sekali saya memberi maka selamanya dia selalu meminta. Tapi hari ini, saya bisa membeli rasa terimakasih dari seorang wanita yang gagah berani untuk berkorban bagi orang tuanya.
Ini suatu kehormatan yang tak ada nilainya bila saya bisa membayar …"

" Dan, apakah bapak ikhlas…? "
" Apakah uang itu kurang? "
" Lebih dari cukup, pak … "

" Sebelum kamu pergi, boleh saya bertanya satu hal? "
" Silahkan …"

" Mengapa kamu begitu beraninya … "

" Siapa bilang saya berani. Saya takut pak …
Tapi lebih dari seminggu saya berupaya mendapatkan cara untuk membawa ibu saya kerumah sakit dan semuanya gagal. Ketika saya mengambil keputusan untuk menjual kehormatan saya maka itu bukanlah karena dorongan nafsu. Bukan pula pertimbangan akal saya yang `bodoh` … Saya hanya bersikap dan berbuat untuk sebuah keyakinan … "

" Keyakinan apa? "

" Jika kita ikhlas berkorban untuk ibu atau siapa saja, maka Allah lah yang akan menjaga kehormatan kita … " Wanita itu kemudian melangkah keluar kamar.

Sebelum sampai di pintu wanita itu berkata: " Lantas apa yang bapak dapat dari membeli ini … "

" Kesadaran… "

. . .

Di sebuah rumah dipemukiman kumuh.

Seorang ibu yang sedang terbaring sakit dikejutkan oleh dekapan hangat anaknya.

" Kamu sudah pulang, nak "
" Ya, bu … "

" Kemana saja kamu, nak … ???"
" Menjual sesuatu, bu … "

" Apa yang kamu jual?" Ibu itu menampakkan wajah keheranan. Tapi wanita muda itu hanya tersenyum …

Hidup sebagai yatim lagi miskin terlalu sia-sia untuk diratapi di tengah kehidupan yang serba pongah ini. Di tengah situasi yang tak adalagi yang gratis. Semua orang berdagang. Membeli dan menjual adalah keseharian yang tak bisa dielakan. Tapi Allah selalu memberi tanpa pamrih, tanpa perhitungan …

" Kini saatnya ibu untuk berobat … "
Digendongnya ibunya dari pembaringan, sambil berkata: " Allah telah membeli yang saya jual… ".

Taksi yang tadi ditumpanginya dari hotel masih setia menunggu di depan rumahnya. Dimasukannya ibunya kedalam taksi dengan hati-hati dan berkata kepada supir taksi: " Antar kami kerumah sakit …"

--
--

Salam,

ANAK

Seorang ibu memiliki satu orang putra dan dua orang putri. Sejak kecil ia selalu membedakan kasih sayang antara putra dengan putri-putrinya. Ia kerap memarahi putranya hanya karena kesalahan sepele. Tak pernah ia bersenda gurau dengannya. Jika putranya menanyakan sesuatu karena keingintahuannya sebagai anak kecil, ibunya selalu menjawab tidak tahu, bahkan seringkali ibunya diam seolah-olah tak mendengar.
Sementara kedua putrinya mendapat limpahan kasih sayang, selalu mendapat mainan baru, pakaian baru. Bahkan makan pun dengan lauk yang lebih banyak daripada putranya. Ibunya hanya bergurau dan bermain dengan putri-putrinya, selalu menjawab pertanyaan mereka. Akhirnya sang putra tumbuh sebagai anak yang pemurung..
Hingga di suatu masa, setelah ketiganya menikah tinggallah sang ibu seorang diri. Kedua putrinya jarang menengoknya karena tinggal di luar kota. Hanya sang putra yang rutin menjenguknya, membawakan makan siang, membawakan seplastik buah-buahan, dll. Namun sang ibu tetap bersikap seperti biasanya, cuek dan dingin.
Pada saat sang ibu mulai sakit-sakitan, sang putra membawanya ke rumahnya, merawatnya, memenuhi segala permintaannya. Kedua putrinya hanya menjenguknya seminggu sekali.
Dan pada akhirnya saat ibunya semakin renta, menjelang kematiannya, ia bertanya pada putranya.
"Mengapa kamu tetap bersikap baik bahkan merawatku meski sikapku sangat tidak menyenangkan padamu?"
Sang putra menjawab,
"Karena kau adalah ibuku, yang telah mengandungku, melahirkan aku, menyusuiku, dan membesarkan aku. Apapu yang kulakukan tak kan mampu mengembalikan setiap tetes darahmu yang mengalir dalam darahku. Yang bisa kulakukan hanyalah berbakti kepadamu."
Menangislah sang ibu..menyesal, lalu ia berdoa, "Ya Allah Kau telah memberiku tiga orang anak. Kusayangi yang dua dan kusia-siakan yang satu. Padahal kau telah menjadikan yang satu ini sebagai anak yang berbakti padaku. Maka ampunkanlah segala dosanya, rahmatilah hidupnya dan berkahilah jalannya. Sesungguhnya dialah anak yang akan mendoakan aku, maka perkenankanlah doanya..."
Setelah berdoa sang ibu mencium kening putranya, sesaat kemudian ia pun meninggal dunia.

Berapapun anak yang kita miliki, kita tak akan tahu yang manakah yang akan tulus menyayangi kita, yang akan berbakti kepada kita dan yang akan mendoakan kita setelah kita meninggal. Maka jangan sampai kita menyia-nyiakan rezki dari Allah ini. Kita didik mereka semampu kita. Hasilnya kita pasrahkan pada Allah SWT.

MENGHINA ORANG DAN MELIHAT ORANG SUSAH

Ada cerita yang menarik dalam obrolan kami beberapa waktu yang lalu (terhadap teman yang sudah lama tidak bertemu), dia bercerita tentang banyak hal tetapi ada ucapan yang selalu saya ingat. Ada 2 kenikmatan yang melebihi kenikmatan apapun di dunia yaitu
  1. Menghina orang. Betapa terkejutnya saya ketika beliau mengatakan itu. Dalam hati sempat berkata sudah gila nih orang atau sudah terlalu lama di Amerika jadi terpengaruh Bush Syndrome. Beliau menjelaskan kepada saya tentang arti menghina orang. Beliau bercerita, selama pulang di Indonesia kerjanya adalah menonton siaran televisi dan semua channel ditonton untuk menghabiskan waktu sehari-harinya. Dia menceritakan bagaimana lucu dan ironisnya acara TV (maaf kalau disebutkan) seperti Empat Mata (Tukul), Super-super.... (Indosiar), berita infotainment dan lain-lain. Tetapi fokusnya adalah 2 acara yang disebutkan, dimana bagamana lucu dan puasnya kita tertawa ketika menyaksikan orang-orang yang ada di acara itu saling menghina, meledek secara halus maupun vulgar dan kita menikmati itu dengan tertawa keras/terbahak-bahak sampai perut kita kesakitan bahkan sampai mengeluarkan air mata. Dan ini bukan hanya di media TV tetapi juga dalam kehidupan sehari-hari. Apakah ini kenikamatan yang tiada duanya melebihi kenikmatan menjadi orang kaya, paling punya uang tinggal beli ini itu dan sudah serta tidak sampai anggota tubuh kita dari kepala sampai kaki menikmati kebahagian saat menghina orang. Buktinya rating di TV tinggi melebihi acara sinetron dan lain-lain.
  2. Melihat orang susah. Contoh yang diberikan adalah suatu berita dimana sesorang motivator membagi bagikan uangnya melalui pesawat terbang kepada rakyat miskin di Serang Banten, Lihat, seorang motivator betapa menikmati ketika membagi-bagikan uang di udara sambil tertawa-tawa. Kemudian contoh yang lain adalah ketika kondisi ekonomi yang sedang susah akibat kenaikan BBM, pengangguran yang semakin banyak (sebagai indikator banyak pengangguran yang paling mudah adalah banyak manusia usia produktif yang ikut demo, nongkrong di perempatan jalan dan lain-lain), harga-harga bahan pokok seperti beras, telur, minyak goreng yang ikut naik tanpa disertai kenaikan pendapatan tetapi elit-elit di pucuk kekuasaan masih bisa tertawa-tawa, terus korupsi sampai ketahuan, acara-acara pernikahan anak pejabat dan selebritis yang mewah sementara lingkungan disekitarnya masih ada yang minta-minta dan kelaparan sehingga sudahlah itu yang dinamakan kenikmatan dunia. Bahkan katanya kadangkala kita sering ngomel kepada pengemis dan dengan bangganya mengatakan orang masih gagah, sehat, produktif kok dan lain-lain minta-minta tanpa pernah bertanya alasan mereka melakukan itu. Dan contoh yang paling sering dilihat adalah ketika orang kesandung dan terjerembab di depan kita kadang-kadang kita tertawa dan hanya bisa melihat saja tanpa berusaha menolong. Pengendara motor yang berseliweran tanpa mengindahkan keselamatan dirinya dan orang lain layaknya menjadi raja yang menikmati kekuasaan diwilayah kerajaannya eh jalan maksudnya adalah contoh yang diberikan.
Setelah mendengar cerita itu, saya langsung, otak ini berpikir apa maksudnya dan melalui perenungan sesaat akhirnya saya tertawa terbahak-bahak melihat kegalauan tentang apa yang dilihat selama kembali ke Indonesia (rupanya lama sudah tidak tinggal di Indonesia) dan saya katakan tidak semua orang Indonesia seperti itu dan masih banyak yang baik.
Tetapi kalau mau sedikit jured (jujur dan edan) kepada diri sendiri dan kita kerap menikmati 2 kenikmatan dunia tersebut diatas baik sengaja maupun tidak disengaja. Bukti yang gampang adalah saya tertawa saat teman galau dan bingung terhadap tertawa terbahak-bahaknya saya. Bahkan ketika orang bodoh bertanya tentang suatu yang mudah dijawab oleh kita tetapi karena orang bodoh ini tidak tahu kita pun tertawa menikmati kesusahan dan kebodohan orang bodoh (dalam hati mengatakan bodoh amat nih orang). Nah inilah cerita tentang kedua orang bodoh yang sedang memahami tentang 2 kenikmatan dunia.
Renungkanlah!

KIAT HIDUP BAHAGIA MENURUT RASULULLAH SAW



  • Konsentrasi untuk menghadapi hari ini. Terpusatnya pikiran untuk memperhatikan pekerjaan hari ini yang sedang dihadapi dan menghentikan pikiran dari menatap jauh masa mendatang dan dari kesedihan masa lampau, merupakan sarana yang dapat menangkis kesedihan dan kegoncangan jiwa/hati. Berupaya keraslah untuk mencapai apa yang bermanfaat bagimu dan memohon pertolongan kepada Allah serta janganlah kamu lemah. Jika kamu tertimpa sesuatu, janganlah kamu berkata : " andaikan ". Aku berbuat demikian tentu akan terjadi demikian dan demikian. Akan tetapi, katakanlah : Allah telah menaqdirkan (ini). Allah melakukan apa yang dikehendakinya. karena kata " andaikan " membukakan pintu perbuatan Syaitan (HR. Muslim).
  • Menundukkan pandangan niscaya akan melihat besarnya nikmat Allah kepada kita. Rasulullah SAW membimbing umat dalam kehidupan ini dalam sabdanya yang artinya : Pandangalah orang yang lebih bawah darimu (dalam hal materi ), dan jangan kamu pandang orang yang lebih atas darimu. Hal ini lebih cocok bagimu, agar kamu tidak merendahkan nikmat Allah yang dikaruniakanNya kepadamu. Setiap kali hamba merenungi nikmat-nikmat Allah yang zhahir maupun bathin baik dalam kehidupan religi ataupun duniawai, ia kan melihat Maha pemurahnya Allah yang telah mengaruniakan banyak hal kepadanya.
  • Memohon pembenahan ilahi dalam segala urusan.



Kiriman : Asmaul Husna

MEREDAM AMARAH

Keramahan itu menyenangkan. Tidak hanya bagi orang lain yang melihatnya tapi juga bagi diri kita. Keramahan akan menambah energi diri dalam menjalin hubungan dengan orang lain. Kita bisa merasakan bila sedang kesal atau marah, lalu berjumpa dengan orang yang bijaksana, baru menatap wajahnya yang jernih dan cerah saja, hati kita sudah merasa sejuk. Belum lagi perhatian yang tulus serta keramahan dan tutur kata yang berbobot, sikap ini efektif meredam emosi kita. Bahkan, mungkin saja kita akan berubah pikiran dan menyesali perbuatan yang sebelumnya kita anggap benar.
Sahabat, ternyata biang kesusahan itu tidak terletak pada masalah yang sedang dihadapi. Namun terletak pada sikap kita ketika menghadapi masalah tersebut. Sikap emosional tidak dapat menyelesaikan masalah dengan baik. Sebaliknya ia akan lebih memperberat masalah yang dihadapi, sikap emosional sebenarnya berakar pada pribadi yang jauh dari kebeningan hati. Akibatnya suasana hati akan lelah, tegang, dan jauh dari ketenanangan serta kebahagiaan. Kondisi ini jelas akan berpengaruh pada prilaku . Mengapa ? reaksi apapun yang kita tampilkan tidak akan jauh berbeda dengan suasa hati. Karena itu. Cobalah untuk menghadapi hidup dengan penuh semangat. Tunjukan selalu wajah yang cerah dan jernih. Tersenyumlah dengan wajar dan tulus. Temuilah orang lain dengan sikap yang sopan dan santun dan sapalah merka dengan penuh keramahan dan penghormatan. Bila demikian, niscaya kita akan menemukan bahwa beban yang selama ini menghimpit hati akan terasa jauh lebih ringan dan lapang selain itu, semangat untuk menghadapi persoalan pun berlipat ganda. Terlebih bila orang lain membalas karamahan kita. Semua akan menjadi tambahan energi dalam menghadapi barbagai masalah yang menghadang. Bukanlah kita menginginkan kebahagiaan dalam hidup ? Maka, marilah kita mulai dari sikap yang paling murah dan ringan, tapi cepat dirasakan hasilnya. " Selamat berbagai bagi siapapun yang bisa bersipak ramah, sekalipun terhadap orang yang berbuat tidak baik kepadanya " wallahu a'lam bish-sahawab (Nurani edisi 244)

PMJ090709

Ku arahkan diriku kepada Sang Pencipta Langit dan Bumi
Ku amati nafasku. Begitu halus geraknya.
Ku hirup nafas dengan pelan .... lalu ku ikuti kemana dia menuju.
Ternyata ada yang menariknya.
Ku ikuti tarikan, semakin jauh dan semakin halus.
Pelan-pelan ku tinggalkan kungkungan tubuhku, ku bebaskan belenggu nafsuku, ku lepaskan ikatan pikiranku.
Ku relakan jiwaku meluncur lepas, tanpa daya, kembali menuju Sang Pencipta

" Hai jiwa yang tenang. Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridhai-Nya "

.... ah betapa nikmatnya hidup dalam Ridho-Nya ....

Salam

By :Mardibros Patrapmania

Sang Maha Meliputi

Dialah ALLAH...
Sang Maha Meliputi semua materi, semua cahaya, semua energi, semua getaran, semua daya, semua gerak, semua pikiran, semua persepsi, semua kehendak, semua penglihatan, semua pendengaran, semua rasa, semua waktu, semua jarak, semua dimensi, semua ruang, semua dunia, semua akhirat, semua syurga, semua neraka, semua wujud, semua malaikat, semua makhluk, semua sifat, semua baik, semua buruk, semua bersih, semua kotor, semua senang, semua susah, semua bahagia, semua sedih, semua aksara, semua kata, semua kalimat, semua bunyi, semua hidup, semua mati, semua nafas, bahkan meliputi semua kesadaran, semua ketidaksadaran, semua tahu, semua tidak tahu, semua ada, semua ketiadaan, ya...semua apa dan semua tidak apa-apa...

Kalau SEMUA yang diliputi itu sudah berhasil dinafikan, tidak lagi dipentingkan sedikitpun, tidak lagi dijadikan sebagai alamat berhentinya pikiran dan kesadaran kita, LAA ILAHA..., KOSONG, HENING, ABADI, maka saat itu juga ILLA ALLAH..., Yang ADA hanyalah semata-mata SANG ADA..., WUJUD Maha Meliputi yang menyebut Diri-Nya dengan sebutan ALLAH.

LAA ILAHA..., Kosong, Hening, Abadi..., ILLALLAH..., ADA Sang ADA..., ALLAH...
Lalu kita tinggal DERR saja...

Untuk kemudian, barulah kita jalankan semua aktifitas kita untuk mengelola semua materi, semua pikiran, dan semua perasaan yang diliputi oleh Wujud Yang Maha Meliputi sesuai dengan destiny (takdir) kita masing-masing. Tidak lebih..., tidak kurang...

Kalau tidak seperti ini..., maka seketika itu juga pastilah kita akan jadi budak dari materi-materi, dari pikiran-pikiran, dan perasaan-perasaan itu. Tidak bisa tidak...!. Dan itu sungguh melelahkan dan memedihkan sekali...

Salam,
Deka

SOLUSI ISLAM MERAIH CINTA ALLAH SECARA TOTAL

Oleh: KH.Shohibul Faroji Al-Robbani

Mencintai sesuatu berarti mengutamakan sesuatu, bila keutamaan itu sampai membuat seseorang lupa pada Allah, maka sesuatu itu menjelma menjadi tuhan bagi dirinya. Berbeda dengan orang yang mencintai Allah. Orang yang mencintai Allah pasti mencintai sesuatu, tapi orang yang mencintai sesuatu belum tentu mencintai Allah.
Cinta yang tumbuh dan berkembang dalam diri manusia merupakan fitrah yang tidak dapat ditolak kehadirannya. Karena cinta adalah anugerah yang ditanamkan Allah ke dalam hati manusia. "Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik." (Ali 'Imran: 14)
Dan ketika seorang laki-laki mencitai wanita atau sebaliknya, maka rasa cinta itu harus dipandang sebagai anugerah Allah. Begitu pula cinta terhadap anak-anak, harta benda, kedudukan dan martabat, semuanya harus dikembalikan kepada Allah. Artinya ekspresi cintanya semata-mata karena memelihara amanat dan anugerah Allah.
Cinta adalah sesuatu yang lembut dan meliputi relung hati. Cinta tidak bisa didefinisikan dengan kata-kata, namun refleksi dari cinta terlihat pada sifat orang yang bercinta, melalui ekspresi kepatuhan dan pengabdian.
Apabila cinta telah berkembang menjadi kepatuhan dan pengabdian kepada sesuatu, hingga melampaui kepatuhan dan pengabdiannya kepada Allah, maka sudah pasti sesuatu yang dicintainya itu menjelma menjadi tuhan-tuhan selain Allah.
Dalam realita kehidupan, banyak orang yang mencintai tuhan-tuhan selain Allah dengan menjadikan yang dicintainya sebagai sesembahan di dalam hatinya. Sebagai contoh, orang yang lebih mengutamakan kecintaannya pada istri, suami, anak-anak, ketimbang Allah.
Tuhan adalah predikat dari sesuatu, baik dalam wujud lahiriah maupun dalam wujud imajinasi. Dalam kalimat tauhid menyebutkan: "Tidak ada tuhan kecuali Allah." Berarti tidak ada tuhan-tuhan dalam bentuk apapun yang dipandang secara lahiriah, juga tidak ada sesuatu dalam imajinasi yang dapat menumbuhkan rasa cinta hingga melampaui cintanya pada Allah. Lebih spesifik lagi dalam memaknakan kalimat tauhid ialah: Tidak ada cinta pada tahta, harta dan wanita (baca: lawan jenis), kecuali hanya pada Allah semata.
Cinta tumbuh dan berkembang di dalam hati. Mencintai sesuatu berarti menyediakan ruang dalam hati untuk bersemayam sesuatu yang dicinta. Hal ini, sama saja menempatkan berhala-berhala di sekeliling rumah Allah, sebab bagi orang-orang yang beriman, hati itu rumah Allah yang harus dijaga kebersihan dan kesuciannya.
Jika ada orang yang mencintai sesembahan selain Allah dalam bentuk arca dan berhala, maka tidak sedikit pula orang yang menjadikan sesuatu itu berhala-berhala di dalam hatinya dan sekaligus menjadi tuhan-tuhan selain Allah. Seperti orang yang mengutamakan cintanya pada tahta, harta, wanita (baca: lawan jenis), anak dan keluarga, sampai-sampai hatinya dipenuhi dengan berbagai hal tersebut. "Katakanlah: "jika bapa-bapa, anak-anak, saudara-saudara, istri-istri, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai dari Allah dan Rasul-Nya dan dari berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan Keputusan-Nya." Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang fasik." (At Taubah: 24).
Mencintai sesuatu boleh saja, tetapi harus dimaknai sebagai refleksi cintanya kepada Allah, dan bukan malah menjadikan cintanya itu sebagai ajang untuk menguasai dan memiliki sesuatu sehingga membuat Allah tersisih.
Jika ada rasa cinta pada sesuatu dan membuat lupa pada Allah, maka sesuatu itu menjadi tuhan-tuhan selain diri-Nya. Sama saja orang tersebut sedang bercinta dengan tuhannya. Tuhan yang dimaksud, ialah tuhan-tuhan penjelmaan sesuatu yang dicintainya sesuai dengan nafsunya. "Maka pernahkah kamu melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhannya dan Allah membiarkannya berdasarkan ilmu-Nya dan Allah telah mengunci mati pendengaran dan hatinya dan meletakkan tutupan atas penglihatannya? Maka siapakah yang akan memberinya petunjuk sesudah Allah (membiarkannya sesat). Maka mengapa kamu tidak mengambil pelajaran?" (Al Jaatsiyah: 23)
Tauhid akan mengantarkan seseorang pada maqam hakikat Istiqlal (merdeka). Sebab dengan memahami tauhid, seseorang dapat melepaskan diri dari belenggu nafsu dunia dan ananiah (ke-aku-an) yang memenjarakannya.
Tauhid juga menumbuhkan cinta kepada Allah. Memahami tauhid sama dengan memosisikan diri menjadi pencinta Allah. Tidak bertauhid, berarti ada kesenjangan cinta dengan Allah. Sebagaimana kesenjangan cinta antara suami istri yang dipicu karena tidak sepaham dalam memandang dan meminati sesuatu. Untuk mencapai cinta yang sejati dan murni, harus ada kesamaan dalam banyak hal, disertai kesediaan untuk melebur dengan keinginan dan kemauan demi yang dicinta. Karena melebur pada kehendak yang dicinta merupakan bentuk pengorbanan yang hakiki.
Pernyataan cinta seorang hamba pada Tuhan harus diikuti oleh kepatuhan mengikuti kehendak-Nya. Seraya berkata dan meyakini dalam hati: "Tidak ada daya dan upaya, kecuali dengan daya dan upaya Allah Yang Maha Agung lagi Maha Tinggi." Yang berarti daya dan upaya seorang hamba selaras dengan kehendak Allah.
Jika seorang hamba menyatakan cinta kepada Allah, tetapi tidak mau berjalan di bawah kehendak-Nya, maka cintanya sebatas lipstik kata-kata yang menggumpal jadi kalimat untuk bermunajat. Seperti orang yang berteriak lantang menyuarakan cinta, dan tidak mau merendahkan suaranya demi yang dicinta. Teriakan itu adalah refleksi ke tidak tahuan makna dan hakikat cinta. Cinta tidak perlu diteriakkan, karena cinta tidak butuh kata-kata dalam bentuk sajak. Cinta adalah cinta yang hanya dapat dirasa dalam sujud kepasrahan. "Kamu lihat mereka ruku dan sujud mencari karunia Allah dan keridaan-Nya, tanda-tanda mereka tampak pada muka mereka dari bekas sujud." (Al Fath: 29)
Cinta kepada Allah yang ditanam dengan benih tauhid dan selalu disirami dengan air ibadah akan tumbuh subur dan berbuah cinta abadi dalam bentuk kepatuhan dan pengabdian. Kepatuhan mengikuti Rasul-Nya dan mengabdi sebagai hamba-Nya seraya berharap pada cinta kasih-Nya. "Katakanlah: "Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu." Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (Ali 'Imran: 31).
Seseorang yang mengikuti Rasul-Nya karena cintanya pada Allah, berarti telah mampu melepaskan diri dari perbudakan nafsu, terbebas dari hukum basyariah (fisik) dan terlepas dari sesuatu selain Allah yang mencengkeramnya.
Terbebas dari hukum basyariah itu bukan berarti tarikus syari'at (meninggalkan syariat Nabi Muhammad Saw.). Tetapi menyediakan seluruh hidup dan matinya hanya untuk Allah Tuhan Semesta Alam. Inilah hakikat tauhid dan cinta seorang hamba pada Tuhannya. "Sesungguhnya shalat dan ibadahku, hidup dan matiku, kuserahkan seluruhnya hanya kepada Allah Tuhan semesta alam." (arti sebagian doa iftitah).
Kepatuhan dan pengabdian merupakan bentuk ekspresi cinta seorang hamba kepada tuhannya, baik tuhan dalam arti sesuatu yang merupakan jelmaan dari rasa cinta, atau Tuhan dalam arti yang sesungguhnya. Seorang hamba yang mencintai Tuhan, di hatinya tak ada ruang kosong untuk ditempati oleh sesuatu selain diri-Nya.
Hanya Allah yang meliputi dan memenuhi hatinya sepanjang masa.
Bagai gayung bersambut, Allah pun mencintai hamba-Nya sesuai dengan kapasitas dan kemampuan hamba dalam menerima cinta-Nya. Sebagai bukti awal cinta-Nya, Dia membersihkan hati hamba dengan ampunan yang berlimpah. Rahmat dan salam datang silih berganti menghiasi hati hamba-hamba-Nya.
Cinta kasih Allah adalah Nur yang menerangi hati hamba-hamba-Nya. Ketika Nur Ilahi telah masuk ke lubuk hati seorang hamba, maka hamba tersebut akan merasakan lapang dada dan luas hatinya untuk memaafkan kesalahan siapa pun, sebelum ada yang datang meminta maaf. "Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu maafkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakal kepada-Nya." (Ali 'Imran: 159).
Di samping itu, tercermin pula pada sikap hidup yang selalu mengutamakan wilayah spiritual ketimbang wilayah material. Artinya, jika dihadapkan pada dua pilihan antara kepentingan akhirat dengan dunia, maka akan memilih untuk kepentingan akhiratnya. Dalam hal memilih pasangan hidup misalnya, wanita atau pria yang beriman itu lebih baik untuk akhiratnya daripada wanita atau pria yang musyrik, kendatipun lebih menarik dipandang nafsu syahwatnya.(QS.Al Baqarah: 221). Pengabdian seorang hamba terhadap Allah ialah penyerahan diri sepenuhnya di bawah kehendak-Nya (tawakal), dengan demikian seorang hamba akan mendapatkan cinta-Nya yang penuh rahmah dan ampunan. "Mereka itulah yang mendapat salawat (salam cinta) yang sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk." (Al Baqarah: 157).

SOLUSI ISLAM AGAR HIDUP KITA MENJADI TENANG

Beberapa tindakan yang bisa membuat kita hidup tenang baik hati dan pikiran :
1. Pandai Bersyukur
Kita harus sering melihat kondisi orang yang berada di bawah kita dan membatasi melihat oang-orang yang berada di atas kita. Kita akan merasa cukup walaupun hidup sederhana apa adanya. Apa yang kita dapat akan lebih bermakna dibandingkan orang yang memiliki segunung harta tetapi selalu merasa kurang.
2. Jangan terlalu Mengejar Cita-Cita Keduniawian
Menghabiskan sebagian besar waktu demi mencari materi akan membuat kita menyesal di kemudian hari. Gunakan sebagian waktu yang ada untuk beramal, beribadah, sedekah, membangun keluarga yang bahagia, memberi kontribusi bagi lingkungan sosial masyarakat, dan lain sebagainya.
3. Bantu Orang Lain & Selalu Berbuat Kebaikan Serta Amal Shaleh
Bangun suasana yang akrab dan kekeluargaan dengan saudara, tetangga dan orang-orang di lingkungan kita karena manusia adalah makhluk sosial. Lingkungan sosial yang baik akan membantu kita hidup saling tolong-menolong satu sama lain, bergotong-royong, musyawarah untuk mufakat, saling menjaga, dan lain sebagainya.
4. Manajemen Emosi
Jaga emosi dan nafsu kita karena mereka dapat menghancurkan kita dan meninggalkan kita dalam penderitaan. Latih nafsu dan emosi dengan puasa. Jangan mudah terpancing emosi. Jadilah orang yang baik dan hindari menjadi orang jahat / penjahat. Biarkan saja orang lain bilang apa / melakukan apa, karena dunia penuh dengan ujian dan persoalan.
5. Hidup Sederhana
Dengan hidup sederhana kita akan selalu merasa berkecukupan dan hidup tenang lahir batin. Hidup mewah dan gelamor butuh biaya yang tidak sedikit dan harus terus menjaga image dengan banyak daya upaya. Dengan hidup sederhana dan rendah diri kita tidak akan mudah stres. Fokuslah ke kekayaan non materi dan fisik (kecantikan/ketampanan) karena orang akan lebih menghargai kita jika kita punya banyak kemampuan yang tidak dimiliki orang lain tetapi kita tidak sombong.

SOLUSI ISLAM DALAM MENYINGKAP HIJAB

Oleh: KH.Shohibul Faroji Al-Robbani

Banyak cara yang bisa dilakukan untuk menyibak hijab, terutama bagi setiap orang yang berjalan menuju Allah (salik). Sebab ketika seseorang tidak mampu menyibak hijab, berarti selama itu pula dia tidak bisa lepas dari jeratan syirik, baik syirik jali (nyata) maupun syirik khafi (tersembunyi).
Syarat utama untuk berjumpa dengan Allah tidak boleh syirik sama sekali, teristimewa dalam menjalankan ibadah. Perjuangan yang harus terus dilakukan ialah mencari cara agar mampu menyibak hijab itu sendiri.
Salah satu cara untuk menyingkap hijab adalah dengan jalan mengendalikan nafsu. Orang yang sudah mampu mengendalikan hawa nafsunya, akan memiliki pandangan yang jernih dalam menatap Wujudul Haq (wujud Allah). Diumpamakan bagai telaga yang airnya jernih, tampak jelas keindahan semua isinya. Sebaliknya, telaga yang airnya kotor tidak terlihat apapun, kecuali hanya kekeruhan. Orang yang dapat menahan diri dari keinginan hawa nafsunya dan takut Tuhannya, akan memetik keindahan syurga.
"Dan adapun orang-orang yang takut kepada kebesaran Tuhannya dan menahan diri dari keinginan hawa nafsunya, maka sesungguhnya syurga sebagai tempatnya." (An Naajiyat: 40).
Orang-orang seperti itulah yang akan dapat menikmati keindahan syurga, yaitu terbukanya tirai Ilahi. Barangsiapa rindu berjumpa dengan Allah, hendaklah menahan diri dari mengikuti hawa nafsu. Berbahagialah orang-orang yang telah membersihkan jiwanya dari keterikatan hawa nafsu.
"Sesungguhnya beruntunglah orang yang membersihkan diri, dan mengingat nama Tuhannya lalu senantiasa berhubungan (memandang Allah)." (Al 'Ala: 14-15).

Prasangka
Hijab paling dahsyat ialah zhan (baca: zon atau prasangka). Disusul hijab "rasa" yang sangat berbahaya dan bisa meruntuhkan benteng keyakinan. Semua itu adalah hijab dalam memandang wujud Allah.
"Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan sangka-sangka, karena sebagian dari sangka-sangka itu dosa." (Al Hujaraat: 13).
Apa yang telah menjadi prasangka kebanyakan orang tentang adanya sesuatu selain Allah, sesungguhnya jauh dari kebenaran. Karena prasangka tersebut, hanya sebuah pandangan atau sebatas persepsi yang sudah melekat erat sesuai alur kehidupan.
"Dan mereka tidak mempunyai sesuatu pengetahuanpun tentang itu. Mereka tidak lain hanyalah mengikuti persangkaan sedang sesungguhnya persangkaan itu tiada berfaedah sedikitpun terhadap kebenaran. (An Najm: 28).
Karenanya, singkirkan segala prasangka dari dalam hati dan pikiran, dengan cara syuhud. Yakni memandang ke-esa-an wujud Allah melalui basyiratul qalbi (mata hati).

Penyibak hijab
Pengertian syuhud sebagai basyiratul qalbi (pandangan mata hati) seperti kaidah yang tertera dalam kitab Addurun Nafis: SYUHUUDUL KATSRAH FILWAHDAH, SYUHUUDUL WAHDAH FILKATSRAH "Pandang yang banyak pada yang satu dan pandang yang satu pada yang banyak". Sampai menemukan keyakinan dan pandangan yang benar, andai diungkapkan dalam bentuk kata-kata, maka lahirlah: “Tidak aku melihat sesuatu, melainkan aku melihat Allah padanya, tidak aku melihat sesuatu melainkan aku melihat Allah sertanya, tidak aku melihat sesuatu melainkan aku melihat Allah sebelumnya, tidak aku melihat sesuatu melainkan aku melihat Allah sesudahnya”.
Itulah kunci-kunci penyibak hijab. Kunci-kunci tersebut harus dipraktekkan dengan landasan pemahaman tentang tauhidul af'al, tauhidul asma, tauhidus sifat dan tauhidu dzat (esa perbuatan, nama, sifat dan zat Allah). Inilah yang menjadi tonggak keyakinan, untuk memandang setiap kejadian di alam semesta pada hakikatnya perbuatan Allah, setiap nama hakikatnya nama Allah, setiap sifat hakikatnya sifat Allah dan setiap zat hakikatnya adalah zat Allah. Bila semua perbuatan, nama, sifat dan zat telah disandarkan kepada Allah, maka akan membuahkan sikap terpuji yang disebut akhlakul karimah. Selanjutnya orang tersebut akan memiliki sikap tegar dalam menghadapi berbagai ujian dan cobaan. Sebagaimana terlukis pada kehidupan Rasulullah saw. Beliau memiliki sifat sabar, ikhlas, tawadhu (rendah hati) dan sifat terpuji lainnya. Akhlak tersebut tidak dipaksakan, tetapi muncul apa adanya sebagai refleksi syuhud.
Acuan syuhud adalah kalimat laailaha illallah (tidak ada tuhan selain Allah), yang berlanjut pada makna: Tidak ada sesuatu apapun selain Allah. Rasulullah saw. bersabda: "Kunci syurga itu laailaha illallah". Disebut kunci syurga, karena syurga bagi orang yang sedang menuju Allah dipahami sebagai syurga dalam arti ma'rifah. Seseorang tidak akan ma'rifah tanpa membuka kuncinya. Kunci itu adalah mengamalkan kalimat laailaha illallah sampai menemukan hakikat fana.
“Semua yang ada di bumi itu akan binasa. Dan tetap kekal Dzat Tuhanmu yang mempunyai kebesaran dan kemuliaan" (Ar Rahmaan: 26-27).
Tatkala sampai pada derajat fana, maka tersibaklah tirai yang menghalangi dalam memandang Allah. Fana ini pun sebagai kunci pembuka tirai ilahi.Namun perlu digaris bawahi di sini, syuhud bukanlah wacana akal dan bukan pula perdebatan lisan, tapi Syuhud ada dalam rasa. Bagaimana rasa kehambaan sirna dalam rasa-Nya, tentunya rasa dalam arti esa. Demikian syuhud bagi para arifin billah. Tapi syuhud bagi salikin, dengan sarana ilmu tauhid untuk memandang kepada-Nya, hingga tertanam ‘ilmal yaqin (keyakinan ilmu). Syuhud juga dilakukan dengan menggunakan syua’ul basyirah (penglihatan akal) dan ainul basyirah (penglihatan ilmu). Kemudian mengaplikasikan ilmu itu ke dalam kehidupannya, seiring zikir yang istiqomah. Sehingga muncul inner power atau kekuatan dari dalam diri yang dapat memicu semangat berjalan menuju kepada-Nya. Akhirnya dengan pengamalan syuhud yang benar akan runtuh segala prasangka dan tersingkaplah seluruh hijab.

Merasakan Kehadiran Allah
Membiasakan syuhud sekaligus diiringi zikir, ibadah, dan thariqah (tarikat) itu harus dilakukan dengan bimbingan seorang mursyid, yakni seorang pembimbing yang waliyan mursyidan, waratsatul anbiya (pembimbing yang bijak dan benar-benar sebagai pewaris nabi).
Untuk bisa mengamalkan syuhud dengan baik dan benar perlu diiringi dengan zikir. Baik dengan zikir lisan, zikir aqli (akal), zikir qalbi (hati) maupun zikir sirri (rahasia). Juga diperlukan upaya yang sungguh-sungguh agar Allah selalu hadir (hudhurullah) di dalam hati, sehingga secara perlahan-lahan akan selalu memandang Allah. Bahkan yang ada dan yang dipandang hanya keelokan dan keagungan wujud Allah.
Hudhurullah adalah membalik kesadaran hamba menjadi kesadaran robbaniyah (ketuhanan). Apabila pandangan hamba menghadap kepada Allah niscaya hilanglah mahluk dan yang tampak adalah wujud-Nya. Sebaliknya apabila pandangan hamba menghadap kepada mahluk, niscaya hilanglah Allah. Dua pandangan tersebut tidak dapat berjalan secara bersamaan.
Untuk memahami hal tersebut harus mengerti istilah “nafi itsbat” dalam kalimat Laailaaha illallah. Lafaz laa adalah nafi, artinya meniadakan. Sedangkan lafaz Ilaaha sebagai manfi, artinya yang ditiadakan. Adapun itsbat-nya adalah lafaz Illa, artinya kecuali. Dan mutsbit-nya adalah Allah. Lafaz Ilaha berarti sesuatu yang dimaknai Tuhan. Sesuatu yang menjadi tuhan, meliputi segala yang dicintai dan disayangi hingga membatu dan berubah jadi berhala dalam hati. Karena itu, dalam kalimat nafi istbat yang harus dinafikan adalah pandangan kepada makhluk. Sebab selama memandang makhluk, tidak mungkin dapat memandang Allah dan untuk dapat memandang Allah, harus fana kemakhlukannya. Allah dan makhluk tidak dapat disatukan juga tak bisa dipisahkan, masalah ini bagaikan keberadaan malam dengan siang. “Semua yang ada di bumi itu binasa. Dan tetap kekal Dzat Tuhanmu yang mempunyai kebesaran dan kemuliaan" (Ar Rahmaan: 26-27).
`Tersingkapnya hijab bagi hamba dalam memandang Allah, karena telah mendapatkan percikan anwar ilahiyah (cahaya Allah). Ketika seseorang telah mendapatkan warid, maka hatinya senantiasa lega dan lapang dalam menghadapi apapun, termasuk sesuatu yang tidak sesuai dengan nafsunya.

Sendal Jepitku

Tak pernah membayangkan, juga tak terpikirkan, ada pengalaman spiritual yang pernah aku alami. Kisahnya terjadi dua tahun silam saat auku melaksanakan ibadah Umrah…… (tiba di kota Mekkah malam hari sekitar pukul 23.00 waku Mekkah, istirahat sebentar lalu melaksanakan Ibadah Umrah (Thawab dan Sa’i). Esok hari (hari pertama) aku berada di kota Mekkah sore Menjelang Magrib, Kami hanya berjalan kaki (kira-kira 10 menit) menuju Masjidil Haram Untuk melaksanakan shalat Magrib diteruskan dengan shalat Isya. Dengan menuruni tanggak di halaman masjid kami memasuki masjid melalui pintu ke 79, didepan pintu masuk disediakan tempat penyimpanan (rak) sepatu/sendal, kuletakkan sandal jepitku pada rak agak diatas Berjejer dengan sendal-sendal yang lain (sandal jepitku berwarna biru yang sudah diberi nama biar mudah mengenalinya…) pada saat memasuki pintu masjid kita biasanya diminta oleh penjaganya untuk memperlihatkan apa isi tas /barang yang kita bawa, karena tak Ada masalah kami langsung masuk dengan menuruni tangga lagi kea rah kanan ketempat yang Masih lumayan kosong, lalu kami meletakkan sajadah sambil melihat-lihat disekitar ruangan masjid, tempat shalat laki-laki dan wanita di pisahkanoleh rak-rak yang isinya berisi kitab suci Al Qur’an dan di pilar-pilar masjid diletakkan AC serta lampu-lampu kristal yang Subhanallah ! membuat kita makin yakin Allah itu Maha Besar dan Maha Berkehendak hingga aku sampai ke tempat dimana setiap muslim pasti merindukannya…. Disitu juga aku melihat wanita-wanita Arab (kebanyakan berusia lanjut) menggunakan kursi roda/kursi lipat agar mereka bisa shalat berjama’ah, juga terlihat petugas-petugas kebersihan (wanita) mengambil gelas-gelas plasti bekas minum air Zam-zam yang sudah disediakan ditempat-tempat khusus di dalam masjid apabila kita ingin minum atau kehausan, ada juga orang-orang yang lalu lalang disekitar kita Dating membawa termos air, kurma yang biasanya apabila sudah selesai shalat Magrinb mereka membagi bagikan minuman, (teh panas atau minuman khas Arab) , kurma pada orang-orang yang ada di dekat mereka sambil menunggu waktu shalat Isya. Nah.. setelah kami selesai melaksanakan shalat Magrib dan Isya (langsung ke Hotel untuk makan malam) terus keluar untuk mengambil sendal jepitku, tapi apa yang terjadi……. Ya Allah sandal jepitku tidak ada ditempatnya alias raib (entah ada yang salah pakai atau sengaja memakai,, hanya Allah yang tau ), untungnya di depan masjid banyak toko-toko yang menjual sendal (yang harganya kalau tidak salah 10 real) lalu aku beli sepasang, sambil berjalan menuju hotel aku tidak punya pikiran apa-pa, tapi setelah beberapa lama aku diingatkan !!!, pada waktu aku menuju masjid tadi sempat terbersit dalam pikiranku begini “ eh mana nih kejadian aneh yang sering aku dengan dari orang-orang yang pernah ke sini ? “ Astagfirullah ….. inilah mungkin jawaban dari pikiran anehku yang tentu saja membuat aku sadar (dapat pencerahan) bahwa Allah selalu merespon apapun yang kita pikirkan, oleh sebab itu pikirkanlah yang baik-baik agar kita selalu mendapat akibat-akibat yang baik… !!!.

( Juli 2007 )
by : Asmaul Husna

CATATAN DARI MALAYSIA

BY : Catatan Bonny Samodra (disalin sesuai aslinya)

Alhamdulillah pada 25-26 Juli Allah perjalankan kami menghadiri PELATIHAN di Bangi, ILSAS, Malaysia.. Berikut cuplikan hal yang menjadi perbincangan di waktu tersebut. Semoga menjadi pengajaran bagi kita.

PERTANYAAN : APA BEZA ILHAM DENGAN SUARA HATI?

Jawaban pak Abu : jangan percaya suara hati. Di alquran Allah tidak sebutkan suara hati. Allah ilhamkan pada jiwa (diri) ilham fujur dan takwa. Allah pula yang jadikan orang cinta iman dan benci kekufuran (q49.7). Contoh : Orang-orang yang menerima nikah mut'ah (dari Shiite) hatinya tidak akan terganggu, karena mereka tidak merasa ada pelanggaran dengan pernikahan tersebut. Bagaimana jika diterapkan pada kita?

Orang-orang diluar agama kita, tidak terganggu hatinya atas penyembahan yang mereka lakukan. Suara hatinya tidak menolak, karena mereka melihat mereka benar. Ada rasanya juga yang buat mereka senang.. ISLAM tidak akan sama. Kalau sama, maka tidak ada beza jika kita berpindah pindah agama.

039:003. Ingatlah, hanya kepunyaan Allah-lah agama yang bersih (dari syirik). Dan orang-orang yang mengambil pelindung selain Allah (berkata): "Kami tidak menyembah mereka melainkan supaya mereka mendekatkan kami kepada Allah dengan sedekat- dekatnya." Sesungguhnya Allah akan memutuskan di antara mereka tentang apa yang mereka berselisih padanya. Sesungguhnya Allah tidak menunjuki orang-orang yang pendusta dan sangat ingkar. (AZ ZUMAR)

Hati kita bergantung pada sejauh mana dia menerima informasi sebagai kebenaran. Jika di ulang-di ulang dan di ulang, dipraktekkan oleh banyak orang, bisa jadi hatinya akan membenarkan. ILHAM ada dasarnya di AL QURAN. "suara hati" bikinan siapa? Ikut yang mana?

Lebih baik saya mengajak kembali ke Al Quran, Perhatikan Al Quran :

091:007. dan jiwa serta penyempurnaannya (ciptaannya), 091:008. maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya. 091:009. sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu, 091:0010. dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya. (ASY SYAMS)

049:007. ... tetapi Allah menjadikan kamu 'cinta' kepada keimanan dan menjadikan keimanan itu indah di dalam hatimu serta menjadikan kamu benci kepada kekafiran, kefasikan, dan kedurhakaan. Mereka itulah orang-orang yang mengikuti jalan yang lurus, (AL HUJUURAT)

006:115. Telah sempurnalah kalimat Tuhanmu (Al-Quran) sebagai kalimat yang benar dan adil. Tidak ada yang dapat merobah robah kalimat-kalimat-Nya dan Dia lah yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. 006:116. Dan jika kamu menuruti kebanyakan orang-orang yang di muka bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah. Mereka tidak lain hanyalah mengikuti persangkaan belaka, dan mereka tidak lain hanyalah berdusta (terhadap Allah). 006:117. Sesungguhnya Tuhanmu, Dia-lah yang lebih mengetahui tentang orang yang tersesat dari jalan-Nya dan Dia lebih mengetahui tentang orang orang yang mendapat petunjuk. (AL AN'AAM)

PERTANYAAN : APA YANG BAPAK SAMPAIKAN HARUS PULA DAPAT DICERNA AKAL, BAGAIMANA NAK TINGGALKAN AKAL?

Jawaban pak Abu : hati-hati dengan logika. Karena yang kita sebut logic adalah referensi yang telah diterima dari indera dan pikiran banyak orang. Apa yang pernah kita baca. Untuk sesuatu yang kita tahu ada referensinya, jika ada alat ukurnya secara materi, maka kita sebut masuk akal.

Kalau tak ada.. maka kita sebut tak masuk akal.. sebab akal belum punya referensi.. Betulkah demikian?

Sedangkan apabila dalam kita menjawab sebuah soalan kita dasarkan pendapat orang, sebenarnya kita belum gunakan pikiran kita. Kita pakai pikiran orang. Akal kita belum benar-benar kita gunakan. Kita masih berpikir semu...

Bagaimana orang mau jelaskan. Alim Lam Mim... Nuun... tidak ada riwayat para sahabat menanyakan hal tersebut pada Rasul. Sebab dalam hal keimanan mereka tidak dewakan akal tapi mereka gunakan hati, tempat Allah menurunkan ilham... Para sahabat para salih, menerima dengan keyakinan, dengan iman.

Bagi saya, sesuai petunjuk Al Quran.. orang yang berakal adalah mereka yang mengawali dengan proses berdzikir.. dari proses mengamati penciptaan Allah... Apakah seorang Dokter menciptakan manusia ataukah, mereka hanya mempelajari ilmu tentang tubuh manusia?

003:190. Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal, 003:191. (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka. (ALI 'IMRAN)

045:004. Dan pada penciptakan kamu dan pada binatang-binatang yang melata yang bertebaran (di muka bumi) terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) untuk kaum yang meyakini, 045:005. dan pada pergantian malam dan siang dan hujan yang diturunkan Allah dari langit lalu dihidupkan-Nya dengan air hujan itu bumi sesudah matinya; dan pada perkisaran angin terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang berakal. 045:006. Itulah ayat-ayat Allah yang Kami membacakannya kepadamu dengan sebenarnya; maka dengan perkataan manakah lagi mereka akan beriman sesudah (kalam) Allah dan keterangan-keterangan-Nya. (AL JAATSIYAH)

PERTANYAAN : MUHAMMAD SAW SAJA BELAJAR DENGAN MALAIKAT JIBRIL, BAGAIMANA PAK ABU NAK BELAJAR LANGSUNG PADA ALLAH?

Jawaban pak Abu: Tak kenal maka tak sayang.... Puan puan, mak cik. Saya bukan nak mengaku murid langsung dari Allah Subhanahu Wa ta'ala..

Allah sendiri yang katakan 'allamal insaana maa lam ya'lam.. apa terjemahnya?

096:005. Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya. (AL 'ALAQ)

Dalam shalat kita berbicara pada siapa, kita meminta kepada siapa, kita berdoa pada siapa.. Langsung tidak? Apakah perlu kita mengingat wajah guru kita dalam shalat? Tidak akan sampai kita ke Allah... Langsung ... tanpa perantare, tanpa betare, tanpa avatare.

Untuk para Nabi dan Rasul kesalahan mereka menjadi jalan hadirnya syariat, jadi bukan salah... mereka maksum terbebas dari kesalahan. Kita tak lah... apa jadinya jika tak ada syariat sujud sahwi untuk mereka yang lupa dalam shalatnya... Karenanya wahyu pada manusia diberikan melalui rasul, utusan, malaikatullah.

Sedangkan ILHAM Allah berikan secara langsung kepada tiap diri manusia...

(bisa di tambah) : 092:012. Sesungguhnya kewajiban Kamilah memberi petunjuk, (AL LAIL)

026:132. Dan bertakwalah kepada Allah yang telah menganugerahkan kepadamu apa yang kamu ketahui. (ASY SYU'ARAA)

==================================================

PERTANYAAN JAMAAH DALAM SESSI REHAT

PERTANYAAN (Bp Azlan Ibrahim, Bp. Jamal Nasir, et. al.) : Pak Bonny, bagaimana kita nak abaikan akal dalam perjalanan menuju Allah. Bukankah ini yang membezakan kita dengan hewan?

Jawaban saya : Akal hanyalah instrumen. Layaknya Allah berikan mata untuk melihat, telinga tuk mendengar, kaki untuk berjalan, akal untuk berpikir sehingga dapatlah kita melahirkan gagasan, cari way out. Kita bukan nak matikan akal, hanya jangan dewakan akal. Jangan berhenti di akal.

PERTANYAAN : Bagaimana tentang ayat-ayat Allah?

Jawaban saya : Ayat-ayat Allah, tanda-tanda kebesaran Allah bukan tempat kita berhenti.. Apa nak sampai kita ke Kuala Lumpur jikalau dari Bangi sini (nama tempat acara) kita melihat ada SIGN penunjuk arah ke Kuala Lumpur, lalu berhentilah kita terlena sekedar mengagumi SIGN tersebut. Macam mana mau sampai?

Alam adalah Alamat menuju Alah... Alam dapat mengantarkan orang beriman untuk sampai pada Tuhan Nya... Insya Allah..

075:016. Janganlah kamu gerakkan lidahmu untuk (membaca) Al Quran karena hendak cepat-cepat (menguasai)nya. 075:017. Sesungguhnya atas tanggungan Kamilah mengumpulkannya (di dadamu) dan (membuatmu pandai) membacanya. 075:018. Apabila Kami telah selesai membacakannya maka ikutilah bacaannya itu. 075:019. Kemudian, sesungguhnya atas tanggungan Kamilah penjelasannya. (AL QIYAAMAH)

Yogyakarta, 28 Juli 2009

Sahabat Dalam Perjalanan.
Banowo Setyo Samodra

Wanita Penghuni Surga itu,...

Dari Atha bin Abi Rabah, ia berkata, Ibnu Abbas berkata padaku,
“Maukah aku tunjukkan seorang wanita penghuni surga?”

Aku menjawab, “Ya”

Ia berkata, “Wanita hitam itulah yang datang kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam lalu berkata, ‘Aku menderita penyakit ayan (epilepsi) dan auratku tersingkap (saat penyakitku kambuh). Doakanlah untukku agar Allah Menyembuhkannya.’

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata, ‘Jika engkau mau, engkau bersabar dan bagimu surga, dan jika engkau mau, aku akan mendoakanmu agar Allah Menyembuhkanmu.’

Wanita itu menjawab, ‘Aku pilih bersabar.’ Lalu ia melanjutkan perkataannya, ‘Tatkala penyakit ayan menimpaku, auratku terbuka, doakanlah agar auratku tidak tersingkap.’

Maka Nabi pun mendoakannya.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Studi banding ke Surga dan Neraka (Judul aslinya 7 %)

Suatu ketika seorang manusia diberi kesempatan untuk berkomunikasi dengan Tuhannya dan berkata, "Tuhan ijinkan saya untuk dapat melihat seperti apakah Neraka dan Surga itu".

Kemudian Tuhan membimbing manusia itu menuju ke dua buah pintu dan kemudian membiarkannya melihat ke dalam.

Di tengah ruangan terdapat sebuah meja bundar yang sangat besar, dan di tengahnya terdapat semangkok sup yang beraroma sangat lezat yang membuat manusia tersebut mengalir air liurnya. Meja tersebut dikelilingi orang-orang yang kurus yang tampak sangat kelaparan.

Orang-orang itu masing-masing memegang sebuah sendok yang terikat pada tangan masing-masing. Sendok tersebut cukup panjang untuk mencapai mangkok di tengah meja dan mengambil sup yang lezat tadi.

Tapi karena sendoknya terlalu panjang, mereka tidak dapat mencapai mulutnya dengan sendok tadi untuk memakan sup yang terambil.

Si Manusia tadi merinding melihat penderitaan dan kesengsaraan yang dilihatnya dalam ruangan itu.

Tuhan berkata, "Kamu sudah melihat NERAKA"

Lalu mereka menuju ke pintu kedua yang ternyata berisi meja beserta sup dan orang-orang yang kondisinya persis sama dengan ruangan di pintu pertama. Perbedaannya, di dalam ruangan ini orang-orang tersebut berbadan sehat dan berisi dan mereka sangat bergembira di keliling meja tersebut.

Melihat keadaan ini si Manusia menjadi bingung dan berkata "Apa yang terjadi ? kenapa di ruangan yang kondisinya sama ini mereka terlihat lebih bergembira ?"

Tuhan kemudian menjelaskan, "Sangat sederhana, yang dibutuhkan hanyalah satu sifat baik"

"Perhatikan bahwa orang-orang ini dengan ikhlas menyuapi orang lain yang dapat dicapainya dengan sendok bergagang panjang, sedangkan di ruangan lain orang-orang yang serakah hanyalah memikirkan kebutuhan dirinya sendiri"

Diperkirakan bahwa 93% penerima tidak akan memforward cerita ini. Bila anda termasuk sisa 7% yang akan memforwardnya, lakukanlah dengan memberi judul 7% pada titlenya.

Saya termasuk yang 7% tadi, ingatlah saya akan selalu ada untuk berbagi sendok dengan anda!
(Diterjemahkan dan diforward dari milis tetangga)

Kemiskinan

Ketika orang-orang saat ini ramai-ramai menjual / menggadaikan kemiskinan. Saya jadi teringat ; Tidak seperti dahulu pada jaman orde lama memasuki orde baru dimana satu anak dikatakan anak miskin oleh temannya akan mengakibatkan perkelahian/ pertengkaran (padahal saat itu anak tersebut memang miskin secara materi) hal ini memang kondisi orang tuanya yang sebagai tenaga buruh kasar dan lain sebab. Untuk hal yang satu ini " anak orang miskin" pun akan terusik harga dirinya dan merasa terhina sehingga kalau perlu berkelahi bagi siapa yang mengata-ngatai miskin bagi yang bersangkutan dan keluarganya.

Beda dengan saat ini kemiskinan rupanya bukan menjadikan "kemaluan" lagi. Dimana orang-orang saat ini memiskinkan dirinya, baik sebenarnya cukup berada sekalipun. Dimana lurah pun kalau jaman dulu terhormat saat ini banyak yang miskin. Bayangkan saat ini orang berkelahi gara-gara tidak dimasukkan keluarga miskin, karena ujung-ujungnya apabila tidak dikatakan miskin tidak akan dapat BLT (Bantuan Langsung Tunai). Dan saat ini banyak lurah yang ikut menjarah Beras "RASKIN". Dan yang lucunya kalau dulu anak-anak yang berkelahi, saat ini orang tua yang berkelahi.

Tapi saat orang-orang di kota besar berebut untuk dikatakan miskin. Saya masih menemui seorang supir taxi "Blue bird" yang masih mempunyai naluri kemanusiaan yang rasional, dimana dia bercerita bahwa dirinya telah memarahi istrinya yang sibuk mencari kartu keluarga, dimana kartu keluarga tersebut akan didaftarkan kedalam keluarga miskin. Bahwa dirinya tersinggung dimana dirinya masih mampu untuk memnghidupi keluargannya, sedang istrinya menggadaikan harga dirinya untuk menggadaikan kemisikinan hanya untuk uang Rp.100.000,- . Nasehat suami kita tidak akan miskin gara-gara tidak diberi BLT dan kita tidak akan kaya gara-gara diberi BLT.

AKU KENCAN DENGAN WANITA LAIN

Dicopy dari "rumah cinta"

Setelah 21 tahun menikah, saya tiba-tiba menemukan cara baru dalam menyalakan api cinta kami. Demikian tulis seorang pria yang ingin berbagi pengalaman.

Beberapa waktu lalu istri saya mengusulkan agar saya berkencan dengan seorang perempuan lain, besok malam.
"Kamu akan mencintainya," kata istri.
"Apa-apaan sih," protes saya. "Mengapa kamu tidak ikut?"
"Itu acara kamu berdua dia," jawab istri.
Perempuan yang dimaksudnya adalah ibu saya yang telah menjanda selama 19 tahun belakangan ini. Saya jarang menemuinya karena kesibukan kerja dan mengurus tiga anak kami.
Malam itu saya telepon ibu, mengajaknya makan malam dan nonton film.
Berdua saja.
"Ada apa dengan istrimu?" kata ibu dari ujung telepon.
Ibu saya adalah tipe yang selalu curiga kalau menerima telepon di tengah malam atau undangan yang datangnya tiba-tiba. Bagi dia, itu pasti akan membawa berita buruk.
"Saya pikir, pasti akan menyenangkan kalau kita sekali-sekali ke luar berdua saja," jawab saya.
"Ibu mau sekali," jawabnya setelah terdiam beberapa lama. Aha, dia masih curiga.
Besok malam, sepulang kantor saya ke rumah ibu.
Dia terlihat agak senewen tapi berdandan resmi sekali. Ibu jelas telah menata rambutnya di salon, dan dia memakai gaunnya yang terbaik. Gaun yang dipakai pada pesta ulangtahun perkawinan yang terakhir ketika ayah masih hidup.
Ibu menyambut saya dengan senyum lebar.
"Saya bilang ke kawan-kawan tentang rencana kita ini. Mereka semua kaget dan merasa ikut senang seperti ibu sekarang," kata ibu seraya masuk mobil.
"Mereka bilang besok pagi ingin tahu ceritanya."
Kami pergi ke restoran yang agak mahal. Suasananya elegan, menyenangkan.
Ibu menggandeng lengan saya ketika memasuki ruangan, persis seperti First Lady.
Jalannya anggun.
Saya harus membacakan daftar menu karena ibu tak bisa lagi membacanya walau dengan kacamata tebal.
Ketika sedang membaca daftar itu, saya berhenti sejenak menengok ke ibu.
Dia sedang memandangi saya dengan senyum kasih.
"Dulu, ibu yang membacakan kamu daftar menu ketika kau masih kecil," katanya.
"Sekarang ibu santai saja. Giliran saya yang melayani ibu," jawab saya.Sambil makan, kami membincangkan banyak hal sehari-hari. Tidak ada topik yang istimewa tapi obrolan mengalir saja sampai-sampai kami terlambat untuk menonton film.
Mengantarnya pulang, di muka pintu ibu berkata, "Ibu mau pergi lagi dengan kamu, tapi lain kali ibu yang bayar." Saya setuju.
"Bagaimana kencanmu?" tanya istri saya di rumah.
"Sangat menyenangkan. Lebih dari yang saya duga. Tadinya tidak tahu mau ngomong apa."
Beberapa hari kemudian, ibu meninggal karena serangan jantung.
Begitu tiba-tiba kejadiannya, saya tidak sempat berbuat apa-apa untuk menolongnya.
Satu minggu berlalu, sepucuk surat tiba dari restoran tempat ibu dan saya makan malam. Surat itu dilampiri kopi tanda lunas. Ada selembar kertas diselipkan di situ, tertuliskan:
"Ibu sudah bayar makan malam kita karena rasanya tak mungkin kita makan bersama lagi. Walaupun begitu, ibu sudah bayarkan untuk dua orang,barangkali untuk kau dan istrimu. Anakku, besar sekali arti undanganmu malam itu."
Pada detik itulah saya mengerti apa pentingnya arti bahwa kita mengatakan kepada orang-orang yang kita sayangi mengenai perasaan kita itu.
Tidak ada hal yang lebih penting dalam hidup daripada Tuhan dan keluarga.
Berikan waktu Anda untuk mereka, jangan sampai terlambat untuk mengatakan 'nanti'

[Kiriman seorang sahabat]