08 Desember 2010

MEREDAM AMARAH

Keramahan itu menyenangkan. Tidak hanya bagi orang lain yang melihatnya tapi juga bagi diri kita. Keramahan akan menambah energi diri dalam menjalin hubungan dengan orang lain. Kita bisa merasakan bila sedang kesal atau marah, lalu berjumpa dengan orang yang bijaksana, baru menatap wajahnya yang jernih dan cerah saja, hati kita sudah merasa sejuk. Belum lagi perhatian yang tulus serta keramahan dan tutur kata yang berbobot, sikap ini efektif meredam emosi kita. Bahkan, mungkin saja kita akan berubah pikiran dan menyesali perbuatan yang sebelumnya kita anggap benar.
Sahabat, ternyata biang kesusahan itu tidak terletak pada masalah yang sedang dihadapi. Namun terletak pada sikap kita ketika menghadapi masalah tersebut. Sikap emosional tidak dapat menyelesaikan masalah dengan baik. Sebaliknya ia akan lebih memperberat masalah yang dihadapi, sikap emosional sebenarnya berakar pada pribadi yang jauh dari kebeningan hati. Akibatnya suasana hati akan lelah, tegang, dan jauh dari ketenanangan serta kebahagiaan. Kondisi ini jelas akan berpengaruh pada prilaku . Mengapa ? reaksi apapun yang kita tampilkan tidak akan jauh berbeda dengan suasa hati. Karena itu. Cobalah untuk menghadapi hidup dengan penuh semangat. Tunjukan selalu wajah yang cerah dan jernih. Tersenyumlah dengan wajar dan tulus. Temuilah orang lain dengan sikap yang sopan dan santun dan sapalah merka dengan penuh keramahan dan penghormatan. Bila demikian, niscaya kita akan menemukan bahwa beban yang selama ini menghimpit hati akan terasa jauh lebih ringan dan lapang selain itu, semangat untuk menghadapi persoalan pun berlipat ganda. Terlebih bila orang lain membalas karamahan kita. Semua akan menjadi tambahan energi dalam menghadapi barbagai masalah yang menghadang. Bukanlah kita menginginkan kebahagiaan dalam hidup ? Maka, marilah kita mulai dari sikap yang paling murah dan ringan, tapi cepat dirasakan hasilnya. " Selamat berbagai bagi siapapun yang bisa bersipak ramah, sekalipun terhadap orang yang berbuat tidak baik kepadanya " wallahu a'lam bish-sahawab (Nurani edisi 244)

Tidak ada komentar: